jahangircircle.org, JAKARTA — Perkembangan pendidikan di Indonesia terus berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Hal ini tidak lepas dari kebijakan dan program yang dikembangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Hal ini bertujuan untuk menjamin keadilan, kesetaraan dan meningkatkan akses universal terhadap pendidikan. Dampak positif dari kebijakan yang diterapkan tidak hanya dirasakan oleh siswa, tetapi juga oleh guru, staf, dan masyarakat luas.
Vivi Andriani, Direktur Perencanaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mencatat pentingnya upaya untuk mendorong keadilan dan kesetaraan serta memperluas akses terhadap pendidikan. Ia mengatakan, Kemendikbud telah menerapkan berbagai kebijakan, antara lain dukungan pendidikan seperti program Indonesia Pintar, dan akreditasi pendidikan menengah dan tinggi.
“Masih banyak anak yang belum mendapatkan layanan pendidikan yang layak, bahkan ada yang tidak bisa bersekolah. “Makanya kebijakan-kebijakan ini perlu dijalankan,” kata Vivi saat webinar pembelajaran Silaturahmi gratis, Minggu (20 Oktober 2024).
Ia menambahkan, selama lima tahun terakhir, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerapkan beberapa kebijakan penting melalui program Merdeka Belajar. Tujuan dari upaya tersebut adalah menjadikan persekolahan lebih berpusat pada siswa dan sesuai dengan kompetensi dan kemampuan satuan pendidikan. Hal ini juga didukung oleh pendanaan berimbang, seperti penyaluran dana BOS (Dukungan Operasional Pendidikan) yang disalurkan secara berbeda ke satuan pendidikan berdasarkan wilayah dan tingkat kebutuhan, seperti SLB dan SMK.
Program Merdeka Belajar tidak hanya berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap pendidikan mereka secara keseluruhan, kata Vivi. Para guru kini didorong untuk terus melanjutkan pembelajaran dan pengembangannya melalui pelatihan yang diberikan pada platform Merdeka Mengajar (PMM).
“Perubahan pendidikan tidak hanya berlaku bagi peserta didik tetapi juga bagi tenaga kependidikan. “Guru kini sudah siap dan berkompeten untuk mengajar dengan cara yang lebih efektif,” ujarnya.
Pada lokakarya yang sama, Fitriana, Koordinator Nasional Persatuan Guru Kita, menyampaikan pemikirannya sebagai guru tentang dampak Merdeka Belajar. Menurutnya, program tersebut telah membawa kemajuan di berbagai bidang termasuk teknologi pendidikan, kebijakan, kepemimpinan, dan kurikulum.
“Kebebasan belajar membuat guru semakin termotivasi untuk terus belajar. “Selain memperkuat kapasitas guru, program ini akan meningkatkan sarana pengajaran dan infrastruktur serta memastikan guru dapat bekerja di lingkungan yang aman dan nyaman,” kata Fitriana.
Susi Sukaesih, Ketua Masyarakat Sidina/Ibu Motor, mengatakan mereka memiliki lebih dari 200 fasilitator yang siap membantu komunitas Merdeka Belajar dari sudut pandang orang tua.
“Jadi kami membantu masyarakat. Audiens kami, terutama orang tua dan pelajar. Informasi yang paling banyak diminta oleh pelajar adalah tentang risiko bullying,” ujarnya.