CIRCLE NEWS Steward Korban Pengeroyokan di Stadion Si Jalak Harupat Bakal Cabut Laporan Polisi
jahangircircle.org, BANDUNG – Para steward atau satpam yang menjadi korban penyerangan putra Bobotoh usai laga Persib Bandung kontra Persija Jakarta di Stadion Si Jalak Harupat, 23 September mendatang, akan mencabut laporan polisi. Mereka menerima permintaan dari Boboto yang ingin membatalkan akun tersebut.
Enam Bobotoh telah ditetapkan sebagai tersangka penyerangan terhadap pramugara. Mereka saat ini berada di sel tahanan Polrestabes Bandung.
Koordinator Steward Dadan Ego mengaku menerima permintaan untuk membuat laporan penganiayaan yang dilakukan oknum Bobotoh. Dia mengatakan, permintaan pencabutan laporan tersebut dipicu oleh penderitaan orang tua masing-masing tersangka yang sangat terkejut dengan kejadian tersebut.
Intinya, beberapa menit yang lalu, pengacara Boboto meminta bantuan untuk kasus enam orang yang saat ini mendekam di penjara, ujarnya kepada wartawan, baru-baru ini.
Dadan mengatakan, latar belakang permintaan surat dakwaan itu dicabut karena orang tua masing-masing tersangka meminta pembebasan mereka. Apalagi, beberapa tersangka yang diketahui masih berstatus pelajar terancam putus sekolah.
Dadan pun mendapat informasi dari pengacara bahwa orang tua Bobotoh mengidap penyakit jantung. Ia juga tak ingin membuat orang tua tersangka sakit karena mengabaikan permintaan tersebut.
“Tidak apa-apa untuk keluar, tapi dengan konsekuensi yang jelas, dia akan menuruti keinginan saya,” katanya.
Ia ingin masyarakat Bobotoh yang melakukan kekerasan tersebut bertobat dan tidak mengulangi perbuatannya. Mereka harus mendukung setiap pertandingan Persib Bandung yang akan dilakoni.
Lebih lanjut, Dadan mengatakan syarat lain yang harus dipenuhi jika syarat pelaporan dicabut adalah menanggung atau mengganti biaya perawatan dan pengobatan bagi pramugari yang terluka dalam penyerangan tersebut.
“Saya ingin ganti rugi atas kerusakan tersebut, karena ada kerusakan materi, ada kerusakan dan operasi penjahitan. Aggie dan Evan mengalami patah bahu dan pendarahan di otak. Belum lagi hilangnya perawatan di Bengkel Tulang Eman, Zaki Dadan di Cilunkat, dia menggunakan tongkat,” ujarnya.
Dadan mengatakan, mereka yang berobat ke bengkel tulang menggunakan uang sendiri untuk berobat. Selain itu, ada dua orang pramugara yang tidak secara sukarela merawat korban pelecehan.
Selama berobat dan berobat, ia tak memungkiri pihak komite eksekutif dan manajemen Persibi memberikan dukungan dana. Namun, setiap pengurus juga mengeluarkan biaya dari kantongnya sendiri.
Secara terpisah, Kapolrestabes Bandung Paul Kusworo Wibowo memastikan pengurus korban kekerasan akan membuat laporan penarikan tersebut. “Kami akan serahkan (cabut laporannya),” ujarnya.