REPUBLIKA.CO. Diketahui, langkah tersebut dilakukan oleh Persatuan Restoran Padang Cirebon (PRMPC). Peristiwa itu pun diamankan petugas Polsek Sribon.
Pakar kuliner Minangkabau Uda Dian Anugrah memberikan pendapatnya tentang kejadian tersebut.
“Saya sebenarnya menilai penyerangan ini merupakan bentuk persaingan usaha tidak sehat,” kata Dean. Menyerang atau menegur siapa pun yang menjual secara tidak kompeten menimbulkan konflik horizontal yang tidak perlu bagi anak-anak Minangkabau di mana pun.”
Menurut Dean, tindakan tersebut, apapun alasannya, dapat menimbulkan diskriminasi negatif terhadap Minas Gerais di banyak negara, di mana pun mereka tinggal. Apalagi di era digital, arus berita begitu cepat sehingga mudah menimbulkan kesalahpahaman dan berpotensi terjadinya distorsi.
Dean mengatakan pandemi yang membebani perekonomian telah menciptakan beberapa tren baru dalam pemasaran makanan dengan tema populer. “Masakan Padang” telah menjadi hidangan populer di kalangan jutaan orang dengan cita rasa yang mudah diterima oleh masyarakat dari semua negara, suku, ras dan agama.
Rasa yang luar biasa dan penyajian yang cepat adalah jawaban dari kombinasi rasa yang enak dan waktu penyajian yang singkat. Tak perlu menunggu lama, tinggal sebentar lagi pesanan sudah di depan Anda, beda harga dan beda rasa.
Lahirlah RM Padang Murah, murah banget, tidak hanya tersebar di seluruh Indonesia, tapi banyak masyarakat Minang di kabupaten Minang sendiri yang menjual murah, 10.000 rupiah hingga 16.000 rupiah masih dianggap murah. Pada saat yang sama. Restoran menengah dan besar, katanya, “dibanderol mulai dari Rp18.000 hingga Rp25.000, dengan penetapan harga yang jelas.”
Dean meyakini keberhasilan penyerangan restoran padang ini dipelintir oleh beberapa faksi untuk menyasar masyarakat non Minang yang dilarang berjualan nasi padang. Namun, kata dia, berdasarkan pemberitaan saat ini, harga tersebut dinaikkan karena sangat murah sehingga merugikan RM Padang lainnya yang dijual dengan harga lebih tinggi.
Misalnya Rp 8.000 ketika orang lain tidak bisa menjual dengan harga murah itu dan akhirnya terjadi konflik karena pasarnya tidak bagus, ujarnya.