jahangircircle.org, JAKARTA – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan Program Optimalisasi Lahan Aluvial (OPLAH) seluas 40 ribu hektare di Kabupaten Merauke menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan.
Sudaryono mengatakan, salah satu daerah yang menjadi food hub dalam program tersebut adalah Desa Telagasari. Di sana ia berhasil menanami lahan seluas 888 hektar dari total lahan yang tersedia yakni 1.058 hektar, dan kini memasuki musim panen ketiga sejak program dimulai.
“Dulu kawasan ini sering mengalami gagal panen akibat banjir. Namun, dengan intervensi konstruksi untuk mengoptimalkan lahan rawa, tantangan ini dapat diatasi. Program ini tidak hanya meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga membangkitkan semangat para petani.” kata Sudaryono dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (11/2/2024).
Sudaryono juga menyoroti potensi besar yang dimiliki Kabupaten Merauke. Untuk memajukan pertanian di wilayah tersebut, pihaknya mengikutsertakan petani milenial dan petani asli Papua yang dilatih teknik bertani modern. Dengan dukungan peralatan, teknologi dan metode yang efisien, hasil panen kali ini meningkat sekitar 30 persen, baik dari luas lahan budidaya maupun hasil per hektar.
“Ini merupakan langkah awal bagi petani untuk beralih dari cara manual dan tradisional ke mekanisasi yang lebih efisien,” imbuhnya.
Wamentan menegaskan, Kementan terus memberikan bantuan penuh, mulai dari bantuan pupuk, bibit, pelatihan hingga bahan bakar, untuk memastikan pertanian di Merauka dikelola secara maksimal. Meski berbeda pandangan mengenai bidang pangan dan optimalisasi lahan, Wamentan menegaskan prioritas utama tetap pada tujuan swasembada pangan.
“Kami bertekad untuk terus bekerja keras memastikan tersedianya pangan yang cukup bagi masyarakat Indonesia,” kata Sundaryono.