jahangircircle.org, JAKARTA — Indonesia menduduki peringkat kelima jumlah bayi prematur terbanyak. Jumlah kasus ini mencapai 657.700 per tahun pada sekitar 4,5 juta anak setiap tahunnya.
Dokter Spesialis Anak RSIA Bunda Jakarta, Dr. I.G.A.N. Bapak Partiwi, Sp.A, MARS atau yang populer dengan sebutan Dr Tiwi mengatakan, bayi prematur seringkali memiliki risiko kesehatan dan memerlukan perawatan yang intensif dan spesifik. Keberhasilan pengobatan bayi prematur sangat bergantung pada intervensi medis yang tepat waktu, termasuk pemantauan tanda-tanda vital dan perkembangan fisik yang berkelanjutan.
“Setiap tahapan tumbuh kembang bayi prematur, mulai dari perawatan NICU hingga pemantauan tumbuh kembang, harus dilakukan dengan metode perawatan dan pengobatan yang berbeda-beda guna memastikan bayi dapat tumbuh dengan baik dan meminimalisir permasalahan jangka panjang,” ujarnya. ujarnya dalam siaran pers yang diterima jahangircircle.org, Rabu (20/11/2024).
Untuk memberikan perawatan berkualitas tinggi pada bayi prematur, RSIA Bunda Jakarta memiliki Unit Perawatan Intensif Neonatologi (NICU). Salah satu pusat utama di NICU RSIA Bunda Jakarta adalah Family Integrated Care for Premature Babies (FICare) yang memberikan dukungan keluarga sehingga orang tua dapat terlibat langsung dalam perawatan dan pemulihan anak.
Dr Tiwi mengatakan banyak bayi prematur yang masuk NICU. “Mereka terpisah dari orang tuanya, dalam hal ini ibu lah yang sejak awal harus mengasuh anak, memberikan ASI secara langsung. bayi di NICU, dengan bimbingan dokter agar anak tetap mendapatkan hal-hal penting yang dibutuhkan anak untuk hidup dan tumbuh,” kata Dr Tiwi.
Kebijakan rumah sakit yang tepat diyakini akan menjelaskan efektivitas perawatan dini dengan baik. Direktur RSIA Bunda Jakarta, Dr. Imelda Rachmawati, MARS, FISQua mengatakan, kelahiran prematur sebaiknya dicegah. Namun jika hal tersebut tidak dapat dicegah dan terjadi, sudah saatnya kita bekerja sama membantu bayi yang baru lahir untuk hidup, dan menjadi lebih baik.
Menurutnya, RSIA Bunda Jakarta memiliki komitmen kuat untuk memberikan perawatan terbaik kepada bayi prematur. “Dengan dukungan dokter khusus, dokter spesialis, dan fasilitas tingkat tinggi seperti NICU, kami berharap dapat membantu bayi lahir sehat, dan memberikan harapan baik kepada setiap keluarga yang kami layani. .
Kelahiran prematur memerlukan perhatian yang cermat terutama dari segi faktor risiko tumbuh kembangnya. Deteksi dini gangguan kesehatan seperti masalah metabolisme atau masalah genetik memungkinkan intervensi dini untuk mendukung perkembangan fisik dan mental anak.
“Diagnosis mandiri sejak dini adalah kunci untuk memberikan bayi prematur kesempatan terbaik untuk menjadi sehat dan tumbuh. Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap anak yang lahir, terutama prematur, mendapat perawatan yang memadai sejak hari pertama. Salah satunya melalui layanan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir yang memungkinkan identifikasi dini masalah kesehatan. “Karena kami percaya bahwa setiap anak yang lahir di Indonesia harus mempunyai kesempatan yang sama,” jelas Dr. Imelda.
Chief Medical, Nursing and Quality Officer PT Bundamedik Tbk, Dr Elizabeth, mengatakan pihaknya meyakini setiap anak berhak atas hidup sehat sebagai landasan masa depan yang baik. “Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang kami, BMHS terus berinvestasi dalam menciptakan layanan kesehatan yang berkualitas dan inovatif, termasuk layanan anak usia dini. Secara garis besar, kami berupaya untuk mendukung generasi masyarakat Indonesia yang sehat, siap menghadapi tantangan dunia. masa depan, dan membantu untuk “melihat Generasi Emas 2045,” katanya.
Untuk memperingati Hari Prematuritas Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 November, RSIA Bunda Jakarta mengadakan serangkaian edukasi yang bertujuan untuk menyoroti pentingnya perawatan yang tepat pada bayi baru lahir serta memantau tumbuh kembangnya di masa depan. Acara ini disebut-sebut merupakan cerminan nyata komitmen RSIA Bunda Jakarta dalam memberikan bantuan kepada keluarga yang berjuang menghadapi permasalahan kelahiran prematur.