jahangircircle.org, JAKARTA — Menteri Perencanaan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy berencana meningkatkan perekonomian kelompok masyarakat berpendapatan rendah.
Mari kita bahas bagaimana menjaga pertumbuhan ekonomi, menjaga inflasi, dan yang paling penting, pertumbuhan (ekonomi) kelompok bawah ini, ujarnya dalam acara CORE Economic Outlook 2025 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu.
Kini, ia menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh di tengah ketidakpastian global.
Pada tahun 2015-2019, pertumbuhan ekonomi meningkat rata-rata sebesar 5,03 persen, kemudian turun di masa pandemi Covid-19, kemudian pulih dengan cepat hingga kembali tumbuh sebesar 5,03 persen pada triwulan III tahun 2024.
Begitu pula dengan neraca pembayaran Indonesia triwulan III-2024 yang tercatat berimbang sebesar 5,9 miliar dolar AS, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 1,71 persen secara tahunan pada tahun berjalan (yoy) dan cadangan devisa sebesar 151,2 miliar dolar AS. uang pada bulan Oktober 2024, dan BI-Average 6 persen pada bulan November 2024.
Menurut Rachmat, pertumbuhan ekonomi menjadi faktor utama dalam mencapai transformasi ekonomi. Oleh karena itu, tahun 2025 sebaiknya dijadikan landasan masa pemulihan ekonomi.
“Ini (terbang ke 2025) bisa menjadi alasan kita untuk terbang, sekaligus kita bisa pastikan penerbangan ekonomi kita tetap terjaga dan bukan penerbangan ekonomi, lompat-lompat lagi. Tapi lompatan ini cukup untuk kita hindari. jangka waktu yang lama,” kata Menteri Perencanaan Nasional.
Di sisi lain, situasi perekonomian negara menghadapi permasalahan yang sulit karena jumlah kelas menengah sedikit dan jumlah kelas menengah bawah lebih besar, serta pertumbuhan penduduk miskin tidak terlalu besar dan sangat besar. kelas ekonomi pun tidak sedikit.
“Dalam situasi seperti ini kita perlu menjaga bagaimana kelompok bawah berkembang, bagaimana kelompok bawah menjaga agar tidak terpuruk lagi, bagaimana kelompok menengah menjadi penopang kita. , hingga terbebas dari kelas menengah,’ kata Kepala Bappenas.
Saat ini Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terus menurun hingga Februari 2024 sebesar 4,82 persen atau 0,63 poin persentase dibandingkan Februari 2023. Jumlah penduduk bekerja sebanyak 142 juta orang.
Namun sektor pertanian tetap menyerap tenaga kerja sebanyak 28,64 persen dari total penduduk bekerja, disusul sektor komersial sebesar 19,05 persen, dan sektor manufaktur sebesar 13,28 persen.
Situasi ini dinilai tidak terlalu menggembirakan karena mereka yang bekerja di bidang pertanian tidak bisa memperoleh penghasilan yang tinggi. Secara khusus, petani di bidang pertanian dianggap berpenghasilan lebih rendah dan menjadi alat untuk mendukung kelompok lain.
“Kita tahu sekarang harga petani dijaga tetap rendah, harga hasil pertanian tidak lepas dari peraturan yang ada. Beras rendah, jagung rendah, pakan ternak rendah, hasil rendah, dll. (Keadaan) pertanian kita seperti itu, kalau sektor tenaga kerjanya ada, maka persoalan kita tidak mudah untuk meningkatkan pendapatannya,” ujarnya.