Jahangir Circle News

berita dari seluruh kalangan dunia

Kesehatan

Transaksi QRIS UMKM Wilayah Kerja BI Malang Capai Rp 5 Triliun

jahangircircle.org, MALANG – QRIS Bisnis Dipanggil Usaha Kecil Menengah (UKM) di Bank Indonesia (BI) Wilayah Malang Bekerja Jan-Oktober 2024 Senilai Rp 5 Miliar, Perwakilan BI Malang Dedi Prasetyo di Malang Timur Jawa, Sabtu (23/11/2024), menyebutkan volume bisnis UMKM saat itu mencapai 57,2 juta kali. 

“Selama periode tersebut, seluruh transaksi bisnis sebesar Rp5,9 triliun dan 64,9 juta transaksi,” kata Dedi di sela-sela Training of Trainers (ToT) Cinta, Bangga, Pemahaman Rupee dan Digitalisasi Sistem Pembayaran Bagi Pengurus Perbarindo Tunai dan Koperasi. di Kota Malang dan Kota Batu, di Batu. 

Periode Oktober 2024, nilai usaha UMKM sebesar Rp568,2 miliar, sedangkan total kegiatan usaha sebesar Rp740,2 miliar. Sedangkan volume usaha UMKM pada Oktober 2024 sebanyak 7,7 juta kali lipat, sedangkan totalnya mencapai 9,2 juta kali lipat. 

Volume usaha, lanjut Dedi, melebihi target, bahkan pertengahan tahun (Juni-Juli) 2024 sudah terlewati. 

Pesatnya peningkatan penggunaan QRIS, kata dia, karena wilayah layanan BI Malang memiliki banyak destinasi wisata, khususnya Malang dan Batu. Sektor pariwisata, termasuk perhotelan, menjadi pendorong utama pertumbuhan bisnis QRIS. 

Saat itu, Dedi mewanti-wanti kemungkinan adanya penipuan menggunakan QRIS. 

Dia mencontohkan QRIS untuk amal yang menggunakan akun pribadi, bahkan ada proyek phishing yang menggunakan status QRIS. Jadi, lanjutnya, jika ada gambar seperti QRIS yang terkesan tidak berbasis akun, tanpa bisa melakukan mobile banking, apalagi hanya berkamera, lebih baik abaikan saja. 

Namun, kata dia, di wilayah kerja BI Malang tidak ditemukan kasus seperti itu. Dari sisi bisnis dan keuangan, Dedi mengatakan masih banyak lagi yang akan datang. 

Oleh karena itu, kami terus menyediakan jumlah yang sesuai untuk iklan, dan warga dapat mengubah jumlah yang tidak sesuai dengan BI melalui tagihan telepon atau di kantor, ”ujarnya. 

Sederhananya, kata Dedi, untuk mencetak uang baru membutuhkan biaya yang besar, sehingga masuk akal jika uang tersebut disimpan agar waktu edarnya bisa lebih lama. Berbeda dengan orang asing yang mengelola uangnya dengan baik, mereka tidak mau menghitung uangnya (dokumen), sehingga waktu iklannya lama, ujarnya.

 

 

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *